Minggu, 04 Januari 2009

Sungai Berbuaya


Alkisah tersebutlah dua buah desa, Desa Sukasari dan Desa Telaga Asri, yang dipisahkan oleh sebuah sungai yang penuh dengan buaya. Untunglah sebelum buaya menghuni sungai itu, telah dibuat sebuah jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut.
Cerita dimulai ketika Rama, seorang pemuda Desa Sukasari, menjalin cinta dengan Sinta, seorang gadis Desa Telaga Asri. Dunia terasa indah bagi mereka berdua, saat-saat romantis banyak mereka alami di tengah jembatan yang menghubungkan kedua desa mereka. Namun keindahan cinta mereka terganggu manakala banjir mematahkan jembatan yang menghubungkan kedua desa mereka. Pertemuan indah tak pernah lagi bisa dilakukan. Masa-masa indah berlalu.
Hari berganti hari, tak kunjung juga ada yang berani memperbaiki jembatan tersebut. Siapa pula yang berani menempuh resiko dimakan buaya? Setiap hari Sinta berdiri di tepi sungai mengharap akan bisa menyeberang. Harapan datang manakala seorang pelaut bernama Rahwana membawa perahunya ke desa itu. Dengan penuh harap, Sinta meminta Rahwana menyeberangkan dirinya ke desa Sukasari.
Begitu mendengar permintaan tersebut, Rahwana menyanggupi, dengan satu syarat, Sinta mau “tidur” dengannya. Spontan Sinta menolak, dan pergilah dia dari perahu Rahwana. Namun sejalan dengan berlalunya hari, kerinduan Sinta pada Rama semakin tak terbentung. Pergilah dia meminta nasehat orang yang dianggap bijaksana di desanya, Mbah Sengkuni. Namun mbah Sengkuni berkata, “Itu urusanmu, aku nggak mau tahu”, dan mengusir Sinta pergi dari rumahnya.
Tak kuat menahan rindu, akhirnya Sinta memutuskan menerima tawaran Rahwana. Dan sampailah dia di desa Sukasari. Begitu bertemu Rama, diceritakannya semua kisah yang harus dia alami sampai akhirnya bisa menyeberang. Rama marah besar, dan mengusir Sinta. Rama bahkan tak sudi lagi bertemu dengan Sinta.
Dengan perasaan pedih teriris-iris, Sinta mengadukan nasibnya pada sahabat karibnya, Bima. Begitu mendengar kisah Sinta, Bima marah besar, dan langsung berlari ke rumah Rama, dan memukuli Rama sampai babak belur. Dia merasa gadis sebaik Sinta tidak seharusnya disia-siakan seperti itu.

Bagaimana akhir kisah ini tidaklah penting, naaa tantanganya adalah menentukan siapa yang paling bersalah. dari cerita di atas Buatlah ranking dari beberapa tokoh cerita di atas, dari yang paling bersalah sampai yang paling tidak bersalah.

Selamat berpikir.

Level 5 Leadership


KEPEMIMPINAN TINGKAT 5
(Disarikan dari buku Good to Great-nya Jim Collins pada kuliah Strategic Leadership)
Buku “Good to Great” menginspirasi banyak pemimpin hebat karena didasarkan pada riset yang mendalam terhadap berbagai organisasi worldclass.
Inti buku ini adalah memahami aspek apa saja yang membuat perusahaan yang baik (GOOD) menjadi perusahaan hebat (GREAT). Salah satu aspek yang ditemukan pada perusahaan yang menjadi GREAT adalah apa yang disebut Jim Collins sebagai Kepemimpinan Tingkat 5.
Pemimpin Tingkat 5 menjauhkan diri mereka dari kepentingan pribadi dan mengalokasikan energi dan ambisinya untuk membangun perusahaan. Bukan berarti Pemimpin Tingkat 5 tidak memiliki ambisi pribadi, justru terlihat bahwa Pemimpin Tingkat 5 memiliki ambisi & kemauan yang besar, namun mereka mengarahkan ambisinya untuk organisasi, bukan untuk diri sendiri.

Dalam diri Pemimpin Tingkat 5, terdapat kombinasi yang unik antara AMBISI/KEMAUAN dan sekaligus KERENDAHAN HATI. Lebih jauh, Jim Collins menguraikan tingkat-tingkat kepemimpinan berdasarkan pengamatannya terhadap banyak CEO perusahaan kelas dunia.

Bisakah "Orang Biasa" Menjadi Pemimpin Tingkat 5?

Bisa! Meskipun banyak teori kepemimpinan menyatakan bahwa kemampuan memimpin adalah sesuatu yang sifatnya “bawaan lahir”, namun pada dasarnya kemampuan memimpin adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Kuncinya adalah keterbukaan terhadap masukan dan kemauan
untuk berubah. Tanpa dua hal tersebut, seumur hidup orang cenderung tidak akan pernah
menukarkan kebutuhan dan ambisi pribadi dengan ambisi untuk membangun sesuatu yang lebih besar dan lebih abadi daripada diri mereka sendiri. Untuk orang-orang ini, kerja adalah berdasarkan apa yang akan mereka dapatkan – kepopuleran, keuntungan, pujian, kekuasaan, apapun – bukan yang mereka bangun, ciptakan, dan kontribusikan. Sebaliknya, orang yang terbuka terhadap masukan dan mau berubah memiliki peluang untuk terus mengembangkan diri dan menjadi Pemimpin Tingkat 5. Refleksi pribadi, kesadaran akan pengembangan diri, mentor, guru, orang-orang terdekat yang penuh kasih, pengalaman hidup yang hebat, seorang atasan yang adalah Pemimpin Tingkat 5 akan dapat mengakselerasi kita menjadi Pemimpin Tingkat 5.

Jadi, tertarik jd pemimpin tingkat 5????

Kamis, 01 Januari 2009

CSR dalam kacamata strategiclub

Auditorium MM UGM Yogyakarta pada tanggal 15 November 2008, dipenuhi oleh peserta talkshow “CSR as Integrated Part of Business”. Respon masyarakat terhadap acara ini sangat positif dengan terkumpulnya sekitar 280 peserta dari berbagai kalangan baik dari kalangan mahasiswa S1-S3, masyarakat umum yang berada di Yogyakarta dan luar Yogyakarta, dan para undangan. Talkshow ini diselenggarakan oleh Strategiclub MM UGM Yogyakarta dengan didukung oleh berbagai sponsor, seperti GAP, Inc., PT.Djarum, Pocari Sweat, Kedaulatan Rakyat, Swaragama, Lee Cooper, Dagadu, Moviebox, dan Cokelat.

Perbincangan dalam talkshow ini mengalir dengan sangat apik mulai pukul 09.30 – 13.00 WIB dengan menghadirkan pembicara praktisi Ibu Ira Puspadewi (GAP, Inc.) dan Bapak Handojo Setyo (PT. Djarum), akademisi dari MM UGM yaitu Bapak Wijayanto dan dipandu oleh seorang moderator dari mahasiwa MM UGM yaitu I Made Sindhu Yoga. Berbagai issue-issue terkini yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tema utama dalam talkshow ini. Corporate Social Responsibility (CSR) selalu menjadi tema perbincangan yang menarik, termasuk bagaimana cara pandang perusahaan terhadap CSR itu sendiri maupun bentuk-bentuk CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai kebijakan atau komitmen yang spesifik untuk ikut serta terhadap issue-issue sosial sebagai sebuah strategi dalam memenuhi social responsibility yang diharapkan oleh pihak stakeholder. CSR merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang perusahaan dan sangat berhubungan erat dengan goodwill perusahaan yang mampu memberikan dampak positif bagi sustainable perusahaan.

Talkshow ini dikemas dengan suasana santai dengan banyak sekali surprise yang diberikan kepada peserta, mulai dari bagi-bagi hadiah dari Ibu Ira Puspadewi (GAP, Inc) pada saat awal acara, sampai dengan sesi kuis dan doorprize dengan beragam hadiah menarik dari sponsor acara. Para pembicara pun mampu menyedot perhatian penonton dengan berbagai statement yang sesekali diselingi candaan dan bahkan pada beberapa hal mampu mengundang kontroversi perspektif diantara peserta. Bisa diakui bahwa acara ini sangat hidup dan atraktif, terlebih lagi ada sajian alunan musik yang mampu menghibur peserta. Sajian talkshow ini terasa lengkap dan mudah-mudahan dapat memberikan suatu inspirasi kepada peserta di akhir minggu.

Acara ini merupakan agenda perdana dari kepengurusan Strategiclub MM UGM yang baru, yang diketuai oleh Fuad Adi Siswoyo. Dan akan ada agenda-agenda berikutnya yang akan digelar oleh Strategiclub untuk memberikan inspirasi kepada kalangan internal MM UGM maupun eksternal MM UGM. Ketua Panitia acara talkshow ini, Rizki Dina Heryana mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan penuh dari MM UGM dan para sponsor yang telah disebutkan sebelumnya, serta komitmen dan kerja keras dari panitia yang menjadi keluarga besar Strategiclub. Acara ini pun mendapatkan banyak apresiasi baik dari BOD MM UGM, pembicara dan para peserta. Strategiclub akan berusaha semaksimal mungkin untuk terus memberikan yang terbaik dan ikuti pula acara-acara kami selanjutnya. (ky)