
Alkisah tersebutlah dua buah desa, Desa Sukasari dan Desa Telaga Asri, yang dipisahkan oleh sebuah sungai yang penuh dengan buaya. Untunglah sebelum buaya menghuni sungai itu, telah dibuat sebuah jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut.
Cerita dimulai ketika Rama, seorang pemuda Desa Sukasari, menjalin cinta dengan Sinta, seorang gadis Desa Telaga Asri. Dunia terasa indah bagi mereka berdua, saat-saat romantis banyak mereka alami di tengah jembatan yang menghubungkan kedua desa mereka. Namun keindahan cinta mereka terganggu manakala banjir mematahkan jembatan yang menghubungkan kedua desa mereka. Pertemuan indah tak pernah lagi bisa dilakukan. Masa-masa indah berlalu.
Hari berganti hari, tak kunjung juga ada yang berani memperbaiki jembatan tersebut. Siapa pula yang berani menempuh resiko dimakan buaya? Setiap hari Sinta berdiri di tepi sungai mengharap akan bisa menyeberang. Harapan datang manakala seorang pelaut bernama Rahwana membawa perahunya ke desa itu. Dengan penuh harap, Sinta meminta Rahwana menyeberangkan dirinya ke desa Sukasari.
Begitu mendengar permintaan tersebut, Rahwana menyanggupi, dengan satu syarat, Sinta mau “tidur” dengannya. Spontan Sinta menolak, dan pergilah dia dari perahu Rahwana. Namun sejalan dengan berlalunya hari, kerinduan Sinta pada Rama semakin tak terbentung. Pergilah dia meminta nasehat orang yang dianggap bijaksana di desanya, Mbah Sengkuni. Namun mbah Sengkuni berkata, “Itu urusanmu, aku nggak mau tahu”, dan mengusir Sinta pergi dari rumahnya.
Tak kuat menahan rindu, akhirnya Sinta memutuskan menerima tawaran Rahwana. Dan sampailah dia di desa Sukasari. Begitu bertemu Rama, diceritakannya semua kisah yang harus dia alami sampai akhirnya bisa menyeberang. Rama marah besar, dan mengusir Sinta. Rama bahkan tak sudi lagi bertemu dengan Sinta.
Dengan perasaan pedih teriris-iris, Sinta mengadukan nasibnya pada sahabat karibnya, Bima. Begitu mendengar kisah Sinta, Bima marah besar, dan langsung berlari ke rumah Rama, dan memukuli Rama sampai babak belur. Dia merasa gadis sebaik Sinta tidak seharusnya disia-siakan seperti itu.
Bagaimana akhir kisah ini tidaklah penting, naaa tantanganya adalah menentukan siapa yang paling bersalah. dari cerita di atas Buatlah ranking dari beberapa tokoh cerita di atas, dari yang paling bersalah sampai yang paling tidak bersalah.
Selamat berpikir.
Cerita dimulai ketika Rama, seorang pemuda Desa Sukasari, menjalin cinta dengan Sinta, seorang gadis Desa Telaga Asri. Dunia terasa indah bagi mereka berdua, saat-saat romantis banyak mereka alami di tengah jembatan yang menghubungkan kedua desa mereka. Namun keindahan cinta mereka terganggu manakala banjir mematahkan jembatan yang menghubungkan kedua desa mereka. Pertemuan indah tak pernah lagi bisa dilakukan. Masa-masa indah berlalu.
Hari berganti hari, tak kunjung juga ada yang berani memperbaiki jembatan tersebut. Siapa pula yang berani menempuh resiko dimakan buaya? Setiap hari Sinta berdiri di tepi sungai mengharap akan bisa menyeberang. Harapan datang manakala seorang pelaut bernama Rahwana membawa perahunya ke desa itu. Dengan penuh harap, Sinta meminta Rahwana menyeberangkan dirinya ke desa Sukasari.
Begitu mendengar permintaan tersebut, Rahwana menyanggupi, dengan satu syarat, Sinta mau “tidur” dengannya. Spontan Sinta menolak, dan pergilah dia dari perahu Rahwana. Namun sejalan dengan berlalunya hari, kerinduan Sinta pada Rama semakin tak terbentung. Pergilah dia meminta nasehat orang yang dianggap bijaksana di desanya, Mbah Sengkuni. Namun mbah Sengkuni berkata, “Itu urusanmu, aku nggak mau tahu”, dan mengusir Sinta pergi dari rumahnya.
Tak kuat menahan rindu, akhirnya Sinta memutuskan menerima tawaran Rahwana. Dan sampailah dia di desa Sukasari. Begitu bertemu Rama, diceritakannya semua kisah yang harus dia alami sampai akhirnya bisa menyeberang. Rama marah besar, dan mengusir Sinta. Rama bahkan tak sudi lagi bertemu dengan Sinta.
Dengan perasaan pedih teriris-iris, Sinta mengadukan nasibnya pada sahabat karibnya, Bima. Begitu mendengar kisah Sinta, Bima marah besar, dan langsung berlari ke rumah Rama, dan memukuli Rama sampai babak belur. Dia merasa gadis sebaik Sinta tidak seharusnya disia-siakan seperti itu.
Bagaimana akhir kisah ini tidaklah penting, naaa tantanganya adalah menentukan siapa yang paling bersalah. dari cerita di atas Buatlah ranking dari beberapa tokoh cerita di atas, dari yang paling bersalah sampai yang paling tidak bersalah.
Selamat berpikir.